Monday, May 16, 2011
Saatnya berkontemplasi
Sunday, May 15, 2011
Halo, terang!
Terlambat mungkin diksi yang paling tepat utk gambarin terang ini.
Terang ini dulu muncul, tapi sekarang terangnya bukan buat gue
Gw terlalu takut utk melihat terang tsb, dulu
Gw terlalu kekeuh utk tidak mau berbagi terang, dulu
Gw terlalu egois utk menyembunyikan terang tsb, dulu
Dan seperti biasa, gw terlambat.
Yasudah, saat ini, itu berarti : case closed, terang.
Selamat menjadi terang bagi yg lain, terang.
Batu atau Berprinsip?
Ada salah satu temen gue yang suka nyindir gw, bilang kalo katanya gw itu batu.
Katanya, gw itu terlalu batu (atau mungkin picky) kalo urusan milih cowok atau pacar.
Maksud batu disini (kata temen gw itu) gue terlalu menutup hati, kekeuh sama pendirian gw yg bahkan gak mau “mencoba” dulu.
Hahaha, well sesaat gw berpikir. Apa yang salah dengan menjadi “batu”? Itu artinya gw mikirin bener-bener siapa yg terbaik yg jadi pacar gw nantinya.
Trus dia bilang, karna gw batu, akhirnya gw menutup kesempatan orang-orang hebat yg mau dekat sama gw.
Hm. Perlu gw luruskan sekali lagi, kalau gw nggak batu. Gw Cuma manusia berprinsip. Batu itu ngeyel kalo dibilangin, gak ngerti-ngerti. Sedangkan kalo gue, ketika gw akan memutuskan utk suka sama seseorang, ada beberapa prinsip utama yg gak blh dilanggar. Jadi, ketika ada beberapa hal yg sekiranya melanggar norma, gw lebih baik mundur dari permainan ini. Atau pasang barrier, mungkin.
Bilang gue pengecut? Silahkan, gw tidak peduli, kawan.
Bilang gue konvensional? Silahkan, gw juga tidak peduli. Ini sudah menjadi standar gue kok, dan gak ada yg bisa ubah gue, kecuali pria itu hebat banget.
Normatif? Bisa dibilang begitu. Ya, gw itu normatif. Emang ada yg salah sama org normatif? Gw selalu berpikir panjang, sesuaikan dengan norma, jaga perasaan orang dan terutama keluarga, dan banyak hal. Sudah banyak orang yg bilang ke gue, kalau memang menjadi normatif itu menyusahkan diri lo sendiri, kenapa gak coba diturunin sedikit ego kenormatifan lo itu, ce.
Hahaha, tertohok juga sih sebenernya. Menjadi normatif dan gak enakan, kadang emang gak enak. Terlalu banyak hal yang harus gw pikirkan, sekaligus terlalu banyak hal baik yang harus gw korbankan. Menutup kesempatan orang-orang hebat yg mau deket sm gue? Memang betul.
Disini, gw selalu percaya karma. Gw percaya, apa yang gw tanam, pada akhirnya itulah yg akan gw tuai. Gw percaya, ego dan ambisi masing-masing pribadi tidak boleh berada diatas norma dan menguasai diri. Gw percaya, ketika gue menyakiti hati orang, ya yg gue dapatkan akan sama.
Gue Cuma mau hubungan gw nantinya bahagia, gak ada pihak ketiga, keempat, kelima yg terlibat, karena yg ada Cuma gue dan pria (beruntung) itu. Jadi fair kan, kalau gue bilang, gue itu prinsipil bgt utk urusan seperti ini?
Gw tidak suka dibilang batu, karena orang batu adalah orang kosong yg gak punya alasan2 khusus utk bisa pegang terus pendiriannya. Gw, sbg orang berprinsip, punya sejuta alasan dan alasan dan alasan why i cant make it with him. Satu lagi, gue orangnya pemikir sampai masa depan. Bukan apa yg akan terjadi besok, tapi apa yg terjadi 20 thn lagi dst.
Tapi jangan salah, selain prinsip2 yg gw pegang, terkadang gw juga merasakan apa yg dibilang orang buta karena cinta. Hahah, fvck bgt kata-kata itu, gw benci dibilang buta karena suka, lemah karena suka. Bahkan cinta itu apa sih, gak smua orang punya persepsi sama sama cinta. Disinilah, sisi kenormatifan gue harus muncul dan ada, supaya gw tetep bisa menjaga perasaan siapapun orang-orang yg terlibat didalamnya.
Sahabat gw bilang, menjadi normatif itu perlu ce. Tapi lo juga perlu kok ngerasain gimana rasanya break the rules.
Memang, gw penasaran bgt sama org2 yg hidupnya rock n roll. Makanya gw selalu bisa berteman dekat dengan mereka yg suka break the rules, alias gak normatif. Gw penasaran pengalaman-pengalaman mereka, dan gue sama sekali gak menutup diri loh. Gw sangat terbuka dengan hal2 seperti itu, ngobrolin banyak hal tentang kegilaan-kegilaan diluar sana, gw sangat senang. Banyak pelajaran yg bisa gw ambil disana.
Apakah sifat gue yg seperti ini, berhubungan dengan keplegmatisan gue yg dominan, bisa jadi. Katanya, org plegmatis akan selamanya jadi orang “batu” kalau dia emg gak suka sama org tsb. Tapi, dia bisa juga “buta oleh cinta” karena org plegmatis tsb yg suka duluan sama orang tsb. Haha, tapi gue lebih percaya kalau memang ini semua karena prinsip-prinsip tsb, yg gw akui memang menyulitkan gw, tapi gw tidak mengambil resiko kalo sampe ada orang2 yg merasa kecewa sama gw krna keputusan gw yg “salah”. Sekali lagi, apa yang salah dengan menjadi “batu”?
Bingung?
Gw juga bingung, hehe
Saturday, May 14, 2011
Things inside of you
Masuk ke BEM, gw akui gw bertemu dengan orang-orang cerdas dan hebat. Ada salah satu partner BEM gw yg ngajarin gw ttg banyak hal, salah satunya adalah 4 tipe kepribadian manusia. Koleris, sanguinis, melankolis, dan plegmatis. Gw, yang sama sekali tidak pernah denger ttg istilah itu, akhirnya jadi bingung. Namun yang gw tau pasti, katanya, perilaku, tindakan, dan ciri-ciri seseorang bisa kebaca lewat kepribadian tsb.
Jadi begini, setiap manusia pada dasarnya punya 4 tipe kepribadian (koleris, sanguinis, melankolis, plegmatis) tsb. Namun, yang manakah yang paling dominan, itu tergantung dari masing-masing orang. Gw akan kasih sedikit informasi ttg kepribadian ini
1. Tipe Kepribadian koleris
Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut. Mereka memiliki energi besar untuk melakukan hal-hal sulit, memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri mereka. Mereka pantang menyerah, tidak ada yang namanya kegagalan dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, meraka akan terus mencoba dan mencoba lagi. Dan siapa pun yang berusaha menghalangi niatnya untuk mencapai tujuan akan dianggap sebagai musuhnya.
Orang koleris percaya bahwa dirinya dilahirkan menjadi pemimpin dan selalu tampil di depan menjadi pemimpin kelompok dalam kegiatan. Mereka adalah orang yang suka dan sangat tertantang untuk melaksanakan suatu tugas besar, suka mendapat peran penting dan memegang wewenang.
Mereka juga berfikir dengan cepat, cepat dalam mengambil keputusan, tidak biasa diam, selalu saja mencari suatu pekerjaan atau kegiatan, mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus dengan hasil yang sama baiknya. Orang koleris juga jarang menangis, jarang memberikan perhatian yang hangat, dan menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya dalam bentuk memberi atau menghasilkan “sesuatu” bagi orang yang mereka cintai.
2. Tipe Kepribadian Sanguin
Orang sanguin dikenal sangat ramah dan sangat suka berbicara kepada siapa saja dengan topik apa saja. Mereka penuh inspirasi, sangat aktif, dapat mempengaruhi orang lain untuk percaya pada apa yang dikatakan, bisa menjadi motivator yang menyenangkan, dan sikapnya cenderung optimis.
Orang sanguin juga mudah dipengaruhi, cenderung menjadi pengikut, dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati orang lain. Mereka pintar membuat kesan, mempunyai banyak kawan, mengenal banyak orang penting, menyukai kehidupan sosial, mempunyai rasa humor yang tinggi, mempunyai antuasisme dan sikap ekspresif. Hal ini membuat mereka disukai oleh setiap orang yang mereka ajak bicara.
Orang sanguin sangat suka menjadi pusat perhatian, sangat menyukai pujian, dan perhatian, mempunyai impian-impian besar, kreatif dalam merencanakan sesuatu. Tapi mereka kurang terdorong untuk mewujudkan impian dan rencananya, sering tidak disiplin dan pelupa. Meraka sangat takut kehilangan popularitas atau kehilangan kawan.
Mereka akan membuat rumah menjadi tempat tinggal yang sangat menyenangkan, tidak suka pekerjaan yang rutin dan monoton, menyukai kegiatan yang bersifat spontan, tidak keberatan menjadi sukarelawan, kreatif dan inovatif serta selalu memikirkan kegiatan baru yang menyenangkan dan pintar mendorong serta memotivasi orang lain untuk turut bekerja.
Orang sanguin dapat bersahabat dengan siapa saja, sangat perduli dengan orang lain, tidak memiliki beban, selalu terlihat gembira dan bahagia serta sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang sanguin sering tidak disiplin, tidak menepati janji, sulit bertahan dalam suatu proyek yang rumit dan memakan waktu lama, selalu tidak puas pada jalur karir yang dipilih, dan terlalu menikmati perubahan.
Mereka mengalami kesulitan untuk mendengarkan orang lain, selalu bercerita dengan penuh semangat dan lupa memberi kesempatan orang lain berbicara, sangat impulsif dalam pola perilakunya. Karena mereka sangat rileks, tanpa beban. Mereka mempunyai kecenderungan untuk membesar-besarkan sesuatu, kurang bisa menyimpan rahasia, cenderung bertindak sebelum berfikir, dan terkadang kurang tegas sehingga sering diperalat oleh orang lain.
3. Tipe Kepribadian Phlegmatis
Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak mendesak, tidak suka memerintah. Mereka mempunyai sifat pemalu, tidak suka menonjolkan diri, menyukai keramaian, sopan dan mempunyai aturan yang baik dalam pergaulan, tidak suka dengan konflik dan pertentangan, senang memberi dukungan dan setuju dengan pendapat orang lain, sangat tertutup dan menjadi pendengar yang baik dan tidak mudah tersinggung.
Mereka hanya bisa mengerjakan satu hal dalam satu waktu tertentu, tidak bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, senang pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang. Orang phlegmatis baik dalam menyimpan rahasia, baik dalam menerima perintah, sulit untuk berkata “tidak” , memiliki sifat menyerah, suka menyenangkan orang lain, tidak tegas, mudah dibujuk untuk melakukan hal yang tidak disenanginya.
Mereka tidak menyukai kejutan, bersifat sentimental, mempunyai kebutuhan mendasar berupa penghargaan dan penerimaan, tidak banyak menuntut, apa adanya, tenang dan bahagia dalam hidupnya. Sifatnya rendah hati, sabar, simpatik, teratur, efisien, dan sangat praktis. Dan mereka selalu mencari solusi yang paling sederhana dari setiap masalah yang dihadapi, selalu bersikap konservatif (berhati-hati), tapi kadang bisa menjadi penakut, dan selalu ingin mengetahui hasilnya sebelum mereka memulainya.
Orang phlegmatis bisa sangat plin-plan, tidak senang membuat kesalahan, tipe penonton, kurang aktif, kurang berinisiatif, suka berada di belakang layar, tidak senang menjadi pusat perhatian, cenderung mencari selamat, takut mendapat malu, kurang bersemangat, kurang motivasi.
Mereka lebih suka diam dan menunggu untuk mengerjakan sesuatu. Bila mereka tidak diberi penghargaan dan pengarahan, maka mereka akan menjadi frustasi dan menyerah, tidak mau mengerjakan apa-apa lagi. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan pengarahan dan bimbingan, mereka akan mau mengerjakan lebih banyak daripada yang diharapkan.
4. Tipe Kepribadian Melankolis
Orang melankolis adalah orang yang serius dan tertutup, namun cerdas dan sangat kritis dalam berpikir. Mereka mengerjakan suatu hal lebih tekun, memahami sesuatu setahap demi setahap, menjalani sebagian hidupnyu dengan sangat serius. Mereka mampu menganalisis suatu keadaan dengan jauh lebih baik, memiliki kemampuan luar biasa dalam “melihat di balik layar”, tingkat ketelitian dan ketajaman analisisnya tinggi. Mereka mengikuti perencanaan dan mengikutinya dengan sangat hati-hati.
Orang melankolis sangat hati-hati, teliti, suka curiga, tidak senang membuat kesalahan, senang dengan detail, menyukai data, fakta, angka-angka dan grafik. Mereka taat mengikuti instruksi dengan seksama, tidak suka mendesak, tidak perlu menjadi pemimpin, senang berada di sekeliling orang yang ramah dan terbuka.
Orang melankolis senang menjadi benar bukan karena mereka merasa lebih baik daripada orang lain, tetapi mereka hanya ingin menjadi benar, dan hasil kerjanya harus benar dan baik. Mereka sangat konsisten, tidak pernah salah dalam menyampaikan detail suatu cerita, cenderung conformist (orang yang suka mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang), dan selalu ingin meningkatkan kinerjanya.
Orang melankolis mempunyai perasaan yang sangat halus, tidak mau menyinggung perasaan orang lain, menyimpan kemarahan dan dendam mereka untuk waktu yang sangat lama. Mereka selalu berorientasi pada jadwal, menentukan standar yang sangat tinggi, bersifat perfeksionis, sangat terorganisir dan tertib.
Mereka sangat analitis tapi sering buruk dalam melakukan sintesis, jarang salah dan selalu melakukan pemeriksaan ulang, sangat sensitif, sangat idealis, ingin mnjadi yang terbaik, mencari yang terbaik, berusaha mendapatkan yang terbaik. Orang melankolis sangat kuat memegang prinsip dan keyakinannya, tekun dalam mengejar cita-cita yang ingin mereka capai, rela berkorban, bekerja tak kenal lelah untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang baik, lebih mementingkan tugas daripada diri mereka sendiri, dan juga sangat rapi.
Orang melankolis sangat terpusat pada diri mereka sendiri, kurang memiliki fleksibilitas dalam membangun suatu hubungan interpersonal yang hangat. Mereka sering sekali murung, cenderung melihat hal-hal yang salah daripada hal-hal yang benar, sering keliru membaca orang, sikap mereka cenderung kaku, suka berteori, tidak suka bersosialisasi, suka melindungi dirinya sendiri, dan sangat segan mencoba hal-hal baru. Sangat sulit bagi oang melankolis untuk melakukan konsultasi atau terapi bagi persoalan pribadinya, dan tidak mudah untuk memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada mereka.
Dari situ, bisa kebayang gak ya lo orangnya kayak gimana? Selain bisa buat mengira2 kepribadian diri sendiri itu seperti apa, kita jg bisa bertindak dengan orang lain bertolak dari kepribadian yang ia punya.
Oiya, ilmu ini adalah ilmu lama. Jadi, gak bijak juga kalau teman-teman hanya mengandalkan ilmu ini untuk membaca seseorang.
Nb : tulisan ini dicopy paste darinotes fb partner gw tsb yang ditag ke gue
Dunia ini adalah sebuah konspirasi?
Melihat dari tulisan gw sebelumnya tentang konspirasi, ada pernyataan :
Atau mungkin, konspirasi-konspirasi yang tengah diciptakan oleh manusia-manusia pintar nan cerdas ini, adalah sebuah konspirasi dari Tuhan?
Ini sebenernya sudah menjadi “kebiasaan” gue, mempertanyakan sesuatu yang pada akhirnya dilempar ke Tuhan. Seakan, Tuhan itu memang betul-betul seseorang yang harus gw libatkan dalam setiap kasus yang menimbulkan banyak hipotesa. Gw suka menganggap Tuhan sebagai partner diskusi yang fiktif, tidak nyata memang. Tapi dari banyak pertanyaan dan diskusi yang suka gw tanyakan ke orang-orang, biasanya partner diskusi gw ini lah (baca : Tuhan) yang pada akhirnya menjawab. Dan jawaban pada akhirnya terletak di Tuhan sendiri, yang gue sendiri gak mampu mengidentifikasi jawaban tersebut. Biasanya gw Cuma mengira-ngira : “ooh, maksud Tuhan tuh begini.. begini.. begini..” berangkat dari kepolosan dan ketidaktahuan gw tentang dunia ini.
Oke, cukup. Bukan itu point yang mau gw bawa.
Dunia ini adalah lahan konspirasi Tuhan.
Kalau dalam pernyataan sebelumnya, gue sempat bilang bahwa yang namanya konspirasi dunia ini adalah rencana dan bikinan dari manusia-manusia cerdas nan pintar, yg punya maksud dan tujuan tertentu entah itu untuk tujuan baik atau buruk.
Sekarang gw bertanya, apakah mungkin Tuhan (bersama malaikat dan Nabi-nabi Nya) juga menciptakan sebuah konspirasi untuk dunia ini? Secara rahasia, bahkan tidak kelihatan, Tuhan menciptakan manusia-manusia cerdas di muka bumi untuk mencapai apa yang sebenarnya Tuhan mau? Apa mungkin ketika tujuan Tuhan sudah terselesaikan, Ia akan “mematikan” bumi ini dan kemudian merancang konspirasi lain dengan tujuan yang lain pula?
Satu hal yang gw yakini adalah, Tuhan itu selalu baik. Bahkan terlalu baik. “Terlalu baik” ini lah yang merupakan satu-satunya “Terlalu” yang baik di dunia, karena gw meyakini, segala macam bentuk sikap dan perasaan apabila sudah masuk dalam level “terlalu” akan menjadi tidak baik hasilnya, kecuali “Terlalu baik”-nya Tuhan. Karena Tuhan terlalu baik, mungkin ia ingin manusia-manusia yang ada di bumi menjadi manusia hebat di dunia, caranya dengan memberikan keleluasaan bagi manusia-manusia konspirasi di dunia untuk membuat manusia hebat lain, sebut saja bahwa dengan adanya perang dunia, konsolidasi dan kebersamaan masyarakat bisa terwujud. Mungkin, tangan kanan Tuhan saat ini bukanlah malaikat, tapi memang manusia-manusia yang berkonspirasi di dunia ini, yang tengah merancang suatu formula hebat demi tercapainya tujuan Tuhan.
Mungkin kan?
Selalu ada kata mungkin untuk setiap kemungkinan kan?
Ohya, tulisan ini dibuat oleh seorang mahasiswi berumur 18 tahun yg masih polos. Tolong dimaafkan kalau memang ia sok tahu. Negara ini demokrasi kan?
Konspirasi Teori
Konspirasi
Kons.pi.ra.si n persekongkolan, kerja sama.
Baru-baru ini teman gue ngetwit pernyataan yg menurut gue menggelitik,
“konspirasi mengubah pengetahuan, atau pengetahuan yang membuat terjadinya konspirasi?”
Terus, di twit selanjutnya dia menanggapi,
“kalo pengetahuan dulu, brarti orang-orang dulu sangat jenius bikin konspirasi. tp kalo konspirasi dulu, hebat kali bisa bikin pengetahuan seperti itu”
Dalam hati, gue mencoba mengingat-ingat apa itu definisi konspirasi. Seinget gue, konspirasi adalah persenkongkolan atau praktik kerja sama (entah untuk tujuan baik atau tidak) demi tercapainya suatu tujuan yang biasanya dijalin dengan konteks rahasia.
Sedangkan menurut Wikipedia, Teori konspirasi adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh.
Gw akhirnya mencoba menanggapi pernyataan temen gue tadi, dimana gw akhirnya mengeluarkan premis bahwa pengetahuan yang membuat terjadinya konspirasi. Gw beralasan, bahwa yang menjadi modal bagi manusia utk bertindak Cuma otaknya, yang didalamnya termasuk akal budi dan perasaan. Gw nggak memisahkan otak dengan perasaan menjadi 2 variabel yang berdiri sendiri, krn menurut gw perasaan itu sebenernya dikendalikan oleh otak (kiri), dan perasaan pun akan ikut mati kalau otak manusia juga mati (berarti, manusia juga mati).
Karena yang jadi modal manusia hanya otak, maka orang-orang yang kemudian ahli, pintar, handal, dan hebat dalam kemampuan logis, kemampuan berpikir cerdas, dan secara kebetulan punya kekuasaan, akhirnya bersama-sama menciptakan sebuah teori konspirasi yang kemudian dirancang dengan tujuan tertentu. Disini ada variabel yg disebut sebagai “memperdaya” yang kalau misalnya dilihat lebih lanjut, ada permainan kelas disitu. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik. Ambil contoh sedikit tentang Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang didelegasikan kepada Presiden Soeharto dari Presiden Soekarno. Banyak pihak yang saat ini meragukan kebenaran atau keeksisan Supersemar tsb. Apakah benar, bahwa isinya betul2 delegasi kekuasaan? Fakta bahwa Presiden Soekarno mempunyai kekuasaan dan sosok yang sehebat itu, apakah kemudian dia lantas menyerahkan kekuasaan pada Soeharto, di saat-saat yg terdesak? Mungkin bisa juga terjadi kalau supersemar memang gak ada, dan itu jadi akal-akalan konspirator2 hebat nya Indonesia?
Atau contoh lain, Perang dunia. Apa benar perang dunia terjadi karena ambisi ekspansi dan dendam dalam beberapa pelopor yang terlibat sehingga menyebabkan perang dunia bisa terjadi? Mungkin saja kan, kalau memang perang dunia ini terjadi karena memang telah direncanakan sebelumnya, dengan kata lain ada pihak-pihak (yang siapa tau malah dari negara pelopor perang) yang kemudian merasa bahwa perang dunia mutlak harus ada, agar kesejahteraan dan kepedulian manusia tentang hak asasi, tentang kehidupan sosial dll kemudian menjadi ada? Saya memang sama sekali tidak tahu jawabannya, tapi kalau mempertanyakan boleh kan?
Gw percaya, bahwa konspirasi teori yang terjadi di bumi ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan supranatural, legenda, mitos, atau hal lain-lain. Ini murni perbuatan manusia. Bahwa segala macam peristiwa yang pernah terjadi (atau mungkin akan terjadi) dan dikaitkan dengan konspirasi, gw yakin bahwa memang ini semua pekerjaan manusia, yang sekali lagi, karena kapabilitas dan kemampuan otak mereka yang sangat lebih, mereka mampu membuat sebuah perencanaan brilian dan terpetakan dengan sangat baik. Gw sangat percaya, bahwa orang yang lebih cerdas secara keseluruhan, otomatis menaikkan kekuasaannya menjadi beberapa kali lipat dibandingkan dengan orang biasa. Pada kodratnya, yang bodoh akan selalu berada di bawah pengaruh yang cerdas. Followers will always follow their leaders.
Gw pun juga meyakini, apa yang saat ini sedang terjadi merupakan bagian dari rencana konspirasi (yang entah orangnya siapa) dari organisasi-organisasi tsb. Mungkin mereka sedang memanipulasi sesuatu hal dengan tujuan yang lebih baik, atau bahkan lebih buruk. Mungkin ada sebuah rencana besar yang sedang mereka buat dan mempunyai dampak yang sangat besar pula untuk manusia-manusia “bodoh” ini. Well, saya tidak tahu. Bahkan kita tidak tahu.
Konspirasi teori apakah tepat dikatakan sebagai sebuah solusi?
Gw sih gak tau, konspirasi itu apakah dapat dikategorikan sbg sebuah solusi apa nggak. Apapun yang terjadi, baik itu merupakan implementasi dari konspirasi atau memang bukan, ya that’s life. Gw hidup di dalamnya dan gw wajib menghidupi hidup gue. Its better if we know nothing sih, kalau menurut gue. Biarkan konspirasi tsb menguak dan melayang-layang di belakang kita, bekerja di belakang kita, dan akhirnya kita hidup dengan kepolosan (bukan mengarah kepada kebodohan) tanpa perlu memikirkan konspirasi-konspirasi yang mungkin ada.
Atau mungkin, konspirasi-konspirasi yang tengah diciptakan oleh manusia-manusia pintar nan cerdas ini, adalah sebuah konspirasi dari Tuhan?
Ilmu Sedekah
Baru-baru ini gw mendapat point bagus tentang sedekah.
Salah satu sahabat gue, Santi, pernah share ke gue kalau sedekah atau amal yang lo kasih ke orang lain pada akhirnya kembali lagi ke lo dengan cara apapun, baik cepat maupun lambat.
Hahaha. Klise gak sih? Semua orang juga tahu kali.
Dia bilang, waktu jaman SMA, dia pernah jalan kaki kerumahnya gara2 semua uangnya udah abis, dikasih buat pengemis yang sering ketemu sm dia di jalan. Okey, jalan kakinya juga cukup lumayan. Tapi ternyata begitu sampe rumah, banyak berita2 baik yg dia dapatkan. Kerjaan ayahnya menjadi baik karena tawaran yang begitu banyak, beban keluarga jadi lebih ringan, dan tentunya, uang yang ia kasih ke pengemis itu, akhirnya kembali lagi ke dia. Bahkan dalam jumlah yang besar.
Ada lagi, temen sekaligus sodara gue. Waktu itu gue sama dia lagi asyik mainan Ipad ketika tiba2 ada mas-mas datengin kita. Ternyata dia lagi cari bantuan (dana tentunya) utk bantuin Yayasan Jantung Indonesia. Caranya, kita “beli” buku voucher restoran dkk, dan uang tsb akan sepenuhnya dipake utk bantuin Yayasan Jantung Indonesia. Sodara gue itu mendengarkan mas-mas tsb dgn baik, while i am still paling fun at his ipad (meskipun sesekali gue perhatiin mereka). Tanpa basa basi, sodara gw mengeluarkan nominal uang yg cukup gede utk mas-mas itu dan dia menolak utk kasih formulir pendataan + buku voucher tsb. Dia bilang, “ini mas. Semoga bisa bantu orang2 yang di Yayasan Jantung ini ya”
I was really surprised. Haha, lebih tepatnya tertohok sih. Sodara gw bahkan waktu itu lagi dlm krisis keuangan (ini karena dia lg susah memanage uangnya) dan lagi proses menabung di gw. Dia merasa bener2 boros dan butuh tabungan utk beli satu barang. But, he really did it! Suddenly, i feel impressed and wishing God to always bless him. Lebay? Mungkin. Tapi gue kagum.
Suatu saat, gw ngeliat temen gw yang lagi kelimpungan bikin acara, yang udah tinggal beberapa hari lagi diadain tapi uangnya masih kurang. Jujur, gw gak sampai hati melihat temen gue sendiri yg jadi PJ transportasi kelimpungan ngurusin data anak2 yg harus dianter, bolak balik Depok-Lebak Bulus (tempat acara nya berlangsung), dan gatau uang bensin nya ada atau nggak. Selain itu juga, dana masih kurang disana-sini utk beberapa keperluan yg kayaknya malah membludak di akhir-akhir menjelang acara. Waktu itu akhirnya gw memutuskan utk mengambil sebagian tabungan gw untuk bantu mereka (pdhl lg nabung utk beli barang jg). Awalnya bingung, tapi gw lebih gak tega lihat temen2 gw kesusahan. Gw memutuskan utk gak mikir lama-lama, dan akhirnya, ini. Gw berikan uang sebagian tabungan gw (dimana didalamnya berisi harapan dan mimpi gw dari lama).
Gw belajar untuk ikhlas. Ikhlas ikhlas ikhlas. Sampe suatu saat gue akhirnya lupa.
Dan disuatu hari, gue tiba2 mendapat kabar kalo aplikasi beasiswa di kantor bokap udah diterima, dan uangnya udah turun ke bokap. Wuaaah rasanya seneng bukan main, dan langsung teringat sama kata2 Santi, “sedekah atau amal yang lo kasih ke orang lain pada akhirnya kembali lagi ke lo dengan cara apapun, baik cepat maupun lambat.” Haha. I got it. Gue dapet banget maksud Santi. Dan merasakan sendiri efeknya itu. Gue cerita pengalaman ini ke temen gue yg ngasih uang nya ke mas-mas dari yayasan Jantung, dan dia bilang, “emang ilmu sedekah itu gak pernah mati, Imce.” Dia juga cerita kalo ternyata besoknya, pas bokapnya mau pergi ke Ambon, dia dikasih uang lagi utk jalan-jalan di sini. Haha, itu berarti, uangnya kembali lagi! Tambah lagi fakta2 bahwa emang ilmu timbal balik sedekah itu benar, gw makin yakin dan ikhlas.
Lebay emang, kalo dipikir-pikir. Perkara tinggal kasih aja, gw pake cerita sebegini panjang. Haha, mungkin benar. Tapi, menurut gue ini cerita yg harus dibagi karena selain emang gue jarang bersedekah, atau dengan kata lain, banyak mikir sebelum gue kasih sedekah, peristiwa ini membuat gue berpikir akan sesuatu.
“Apa yang lo tanam, itulah yang akan lo tuai” – Henov Iqbal Assidiq
Semesta seakan menyadarkan gue bahwa, apa yang gw kasih dan beri kepada orang lain, itulah yg akan gw dapatkan. Semesta juga menyadarkan gue, bahwa sebenernya prinsip dari hidup adalah hanya tanam-tuai. Apa yang lo lakukan sekarang, maka itulah yg akan lo dapatkan nanti. Gakperlu ribet mempertanyakan pertanyaan keraguan “kalo gue gini, nanti gini”. Kebanyakan mikir justru menutup kesempatan orang-orang yang mencoba utk memberi warna dalam hidup.
Prinsip tanam-tuai memang sepertinya cocok dengan orang normatif, seperti gue. Bukan gw doang sih, seharusnya semua orang didunia ini juga cocok dgn prinsip ini. Kalo dia mau masuk surga kan, artinya dia harus berbuat baik dan amal dulu kan. Gue sih gak ribet gimana nanti gw akan masuk surga. Gw Cuma mikir ttg keberlangsungan hidup gue didunia ini, dimana kondisi ideal yg akan dilakukan adalah mensedekahkan diri utk kebahagiaan orang lain.
Jadi, jangan ragu buat sedekah ya! Yang penting ikhlas J