Sunday, May 15, 2011

Batu atau Berprinsip?


Ada salah satu temen gue yang suka nyindir gw, bilang kalo katanya gw itu batu.
Katanya, gw itu terlalu batu (atau mungkin picky) kalo urusan milih cowok atau pacar.
Maksud batu disini (kata temen gw itu) gue terlalu menutup hati, kekeuh sama pendirian gw yg bahkan gak mau “mencoba” dulu.

Hahaha, well sesaat gw berpikir. Apa yang salah dengan menjadi “batu”? Itu artinya gw mikirin bener-bener siapa yg terbaik yg jadi pacar gw nantinya.
Trus dia bilang, karna gw batu, akhirnya gw menutup kesempatan orang-orang hebat yg mau dekat sama gw.
Hm. Perlu gw luruskan sekali lagi, kalau gw nggak batu. Gw Cuma manusia berprinsip. Batu itu ngeyel kalo dibilangin, gak ngerti-ngerti. Sedangkan kalo gue, ketika gw akan memutuskan utk suka sama seseorang, ada beberapa prinsip utama yg gak blh dilanggar. Jadi, ketika ada beberapa hal yg sekiranya melanggar norma, gw lebih baik mundur dari permainan ini. Atau pasang barrier, mungkin.

Bilang gue pengecut? Silahkan, gw tidak peduli, kawan.
Bilang gue konvensional? Silahkan, gw juga tidak peduli. Ini sudah menjadi standar gue kok, dan gak ada yg bisa ubah gue, kecuali pria itu hebat banget.

Normatif? Bisa dibilang begitu. Ya, gw itu normatif. Emang ada yg salah sama org normatif? Gw selalu berpikir panjang, sesuaikan dengan norma, jaga perasaan orang dan terutama keluarga, dan banyak hal. Sudah banyak orang yg bilang ke gue, kalau memang menjadi normatif itu menyusahkan diri lo sendiri, kenapa gak coba diturunin sedikit ego kenormatifan lo itu, ce.
Hahaha, tertohok juga sih sebenernya. Menjadi normatif dan gak enakan, kadang emang gak enak. Terlalu banyak hal yang harus gw pikirkan, sekaligus terlalu banyak hal baik yang harus gw korbankan. Menutup kesempatan orang-orang hebat yg mau deket sm gue? Memang betul.

Disini, gw selalu percaya karma. Gw percaya, apa yang gw tanam, pada akhirnya itulah yg akan gw tuai. Gw percaya, ego dan ambisi masing-masing pribadi tidak boleh berada diatas norma dan menguasai diri. Gw percaya, ketika gue menyakiti hati orang, ya yg gue dapatkan akan sama.
Gue Cuma mau hubungan gw nantinya bahagia, gak ada pihak ketiga, keempat, kelima yg terlibat, karena yg ada Cuma gue dan pria (beruntung) itu. Jadi fair kan, kalau gue bilang, gue itu prinsipil bgt utk urusan seperti ini?

Gw tidak suka dibilang batu, karena orang batu adalah orang kosong yg gak punya alasan2 khusus utk bisa pegang terus pendiriannya. Gw, sbg orang berprinsip, punya sejuta alasan dan alasan dan alasan why i cant make it with him. Satu lagi, gue orangnya pemikir sampai masa depan. Bukan apa yg akan terjadi besok, tapi apa yg terjadi 20 thn lagi dst.

Tapi jangan salah, selain prinsip2 yg gw pegang, terkadang gw juga merasakan apa yg dibilang orang buta karena cinta. Hahah, fvck bgt kata-kata itu, gw benci dibilang buta karena suka, lemah karena suka. Bahkan cinta itu apa sih, gak smua orang punya persepsi sama sama cinta. Disinilah, sisi kenormatifan gue harus muncul dan ada, supaya gw tetep bisa menjaga perasaan siapapun orang-orang yg terlibat didalamnya.
Sahabat gw bilang, menjadi normatif itu perlu ce. Tapi lo juga perlu kok ngerasain gimana rasanya break the rules.

Memang, gw penasaran bgt sama org2 yg hidupnya rock n roll. Makanya gw selalu bisa berteman dekat dengan mereka yg suka break the rules, alias gak normatif. Gw penasaran pengalaman-pengalaman mereka, dan gue sama sekali gak menutup diri loh. Gw sangat terbuka dengan hal2 seperti itu, ngobrolin banyak hal tentang kegilaan-kegilaan diluar sana, gw sangat senang. Banyak pelajaran yg bisa gw ambil disana.

Apakah sifat gue yg seperti ini, berhubungan dengan keplegmatisan gue yg dominan, bisa jadi. Katanya, org plegmatis akan selamanya jadi orang “batu” kalau dia emg gak suka sama org tsb. Tapi, dia bisa juga “buta oleh cinta” karena org plegmatis tsb yg suka duluan sama orang tsb. Haha, tapi gue lebih percaya kalau memang ini semua karena prinsip-prinsip tsb, yg gw akui memang menyulitkan gw, tapi gw tidak mengambil resiko kalo sampe ada orang2 yg merasa kecewa sama gw krna keputusan gw yg “salah”. Sekali lagi, apa yang salah dengan menjadi “batu”?



Bingung?
Gw juga bingung, hehe

2 comments:

  1. imceee ah kamu ini. aku jadi sedih bacanya. sini2 aku peluk...

    ReplyDelete