Baru-baru ini gw mendapat point bagus tentang sedekah.
Salah satu sahabat gue, Santi, pernah share ke gue kalau sedekah atau amal yang lo kasih ke orang lain pada akhirnya kembali lagi ke lo dengan cara apapun, baik cepat maupun lambat.
Hahaha. Klise gak sih? Semua orang juga tahu kali.
Dia bilang, waktu jaman SMA, dia pernah jalan kaki kerumahnya gara2 semua uangnya udah abis, dikasih buat pengemis yang sering ketemu sm dia di jalan. Okey, jalan kakinya juga cukup lumayan. Tapi ternyata begitu sampe rumah, banyak berita2 baik yg dia dapatkan. Kerjaan ayahnya menjadi baik karena tawaran yang begitu banyak, beban keluarga jadi lebih ringan, dan tentunya, uang yang ia kasih ke pengemis itu, akhirnya kembali lagi ke dia. Bahkan dalam jumlah yang besar.
Ada lagi, temen sekaligus sodara gue. Waktu itu gue sama dia lagi asyik mainan Ipad ketika tiba2 ada mas-mas datengin kita. Ternyata dia lagi cari bantuan (dana tentunya) utk bantuin Yayasan Jantung Indonesia. Caranya, kita “beli” buku voucher restoran dkk, dan uang tsb akan sepenuhnya dipake utk bantuin Yayasan Jantung Indonesia. Sodara gue itu mendengarkan mas-mas tsb dgn baik, while i am still paling fun at his ipad (meskipun sesekali gue perhatiin mereka). Tanpa basa basi, sodara gw mengeluarkan nominal uang yg cukup gede utk mas-mas itu dan dia menolak utk kasih formulir pendataan + buku voucher tsb. Dia bilang, “ini mas. Semoga bisa bantu orang2 yang di Yayasan Jantung ini ya”
I was really surprised. Haha, lebih tepatnya tertohok sih. Sodara gw bahkan waktu itu lagi dlm krisis keuangan (ini karena dia lg susah memanage uangnya) dan lagi proses menabung di gw. Dia merasa bener2 boros dan butuh tabungan utk beli satu barang. But, he really did it! Suddenly, i feel impressed and wishing God to always bless him. Lebay? Mungkin. Tapi gue kagum.
Suatu saat, gw ngeliat temen gw yang lagi kelimpungan bikin acara, yang udah tinggal beberapa hari lagi diadain tapi uangnya masih kurang. Jujur, gw gak sampai hati melihat temen gue sendiri yg jadi PJ transportasi kelimpungan ngurusin data anak2 yg harus dianter, bolak balik Depok-Lebak Bulus (tempat acara nya berlangsung), dan gatau uang bensin nya ada atau nggak. Selain itu juga, dana masih kurang disana-sini utk beberapa keperluan yg kayaknya malah membludak di akhir-akhir menjelang acara. Waktu itu akhirnya gw memutuskan utk mengambil sebagian tabungan gw untuk bantu mereka (pdhl lg nabung utk beli barang jg). Awalnya bingung, tapi gw lebih gak tega lihat temen2 gw kesusahan. Gw memutuskan utk gak mikir lama-lama, dan akhirnya, ini. Gw berikan uang sebagian tabungan gw (dimana didalamnya berisi harapan dan mimpi gw dari lama).
Gw belajar untuk ikhlas. Ikhlas ikhlas ikhlas. Sampe suatu saat gue akhirnya lupa.
Dan disuatu hari, gue tiba2 mendapat kabar kalo aplikasi beasiswa di kantor bokap udah diterima, dan uangnya udah turun ke bokap. Wuaaah rasanya seneng bukan main, dan langsung teringat sama kata2 Santi, “sedekah atau amal yang lo kasih ke orang lain pada akhirnya kembali lagi ke lo dengan cara apapun, baik cepat maupun lambat.” Haha. I got it. Gue dapet banget maksud Santi. Dan merasakan sendiri efeknya itu. Gue cerita pengalaman ini ke temen gue yg ngasih uang nya ke mas-mas dari yayasan Jantung, dan dia bilang, “emang ilmu sedekah itu gak pernah mati, Imce.” Dia juga cerita kalo ternyata besoknya, pas bokapnya mau pergi ke Ambon, dia dikasih uang lagi utk jalan-jalan di sini. Haha, itu berarti, uangnya kembali lagi! Tambah lagi fakta2 bahwa emang ilmu timbal balik sedekah itu benar, gw makin yakin dan ikhlas.
Lebay emang, kalo dipikir-pikir. Perkara tinggal kasih aja, gw pake cerita sebegini panjang. Haha, mungkin benar. Tapi, menurut gue ini cerita yg harus dibagi karena selain emang gue jarang bersedekah, atau dengan kata lain, banyak mikir sebelum gue kasih sedekah, peristiwa ini membuat gue berpikir akan sesuatu.
“Apa yang lo tanam, itulah yang akan lo tuai” – Henov Iqbal Assidiq
Semesta seakan menyadarkan gue bahwa, apa yang gw kasih dan beri kepada orang lain, itulah yg akan gw dapatkan. Semesta juga menyadarkan gue, bahwa sebenernya prinsip dari hidup adalah hanya tanam-tuai. Apa yang lo lakukan sekarang, maka itulah yg akan lo dapatkan nanti. Gakperlu ribet mempertanyakan pertanyaan keraguan “kalo gue gini, nanti gini”. Kebanyakan mikir justru menutup kesempatan orang-orang yang mencoba utk memberi warna dalam hidup.
Prinsip tanam-tuai memang sepertinya cocok dengan orang normatif, seperti gue. Bukan gw doang sih, seharusnya semua orang didunia ini juga cocok dgn prinsip ini. Kalo dia mau masuk surga kan, artinya dia harus berbuat baik dan amal dulu kan. Gue sih gak ribet gimana nanti gw akan masuk surga. Gw Cuma mikir ttg keberlangsungan hidup gue didunia ini, dimana kondisi ideal yg akan dilakukan adalah mensedekahkan diri utk kebahagiaan orang lain.
Jadi, jangan ragu buat sedekah ya! Yang penting ikhlas J
No comments:
Post a Comment